Beranda | Artikel
Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No 144: MENDOAKAN ORANG TUA DAN KERABAT
Jumat, 14 Oktober 2022

Allah ta’ala memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada sesama. Apalagi kepada orang yang memiliki hubungan darah dengan kita. Seperti ayah dan ibu. Di pertemuan sebelumnya telah dijelaskan anjuran mendoakan kaum muslimin secara umum. Walaupun mereka tidak memiliki jalinan kekerabatan dengan kita. Apalagi bila mereka mempunyai hubungan darah dengan kita. Tentu lebih dianjurkan lagi untuk didoakan.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menuturkan,

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ: «أُمُّكَ» قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «ثُمَّ أُمُّكَ» قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «ثُمَّ أُمُّكَ» قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «ثُمَّ أَبُوكَ»

Seseorang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk aku sikapi dengan baik?”. Beliau menjawab, “Ibumu”. Dia kembali bertanya, “Terus siapa lagi?”. Beliau menjawab, “Ibumu”. Dia kembali bertanya, “Terus siapa lagi?”. Beliau menjawab, “Ibumu”. Dia kembali bertanya, “Terus siapa lagi?”. Beliau menjawab, “Ayahmu”. HR. Bukhari dan Muslim.

Dalam Shahih Muslim terdapat tambahan,

« ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ»

“Selanjutnya adalah kerabat terdekatmu”. HR. Muslim.

Salah satu perbuatan baik terbaik adalah mendoakan. Allah ta’ala berfirman,

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا . وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Artinya: “Rabbmu telah mewajibkan agar kalian tidak beribadah kecuali hanya kepada-Nya dan berbuat baik kepada kedua orang tua. Apabila salah satu atau keduanya telah lanjut usia dalam pemeliharaanmu maka janganlah engkau ucapkan, “ah!”. Jangan pula engkau membentak keduanya. Akan tetapi ucapkanlah perkataan yang mulia kepadanya. Rendahkanlah dirimu di hadapan mereka berdua karena dorongan kasih sayang. Dan berdoalah, “Wahai Rabbi sayangilah mereka berdua sebagaimana keduanya merawatku di saat aku kecil”. QS. Al-Isra’ (17): 23-24.

Ayat ini mengajarkan pada kita agar berbuat baik kepada orang tua dengan segala jenis kebaikan. Berupa ucapan maupun perbuatan. Salah satu bentuk ucapan terbaik adalah doa. Apalagi bila kedua orang tua sudah tidak bisa lagi beramal. Alias telah wafat. Tentu lebih membutuhkan doa.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menerangkan,

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ؛ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ”.

“Jika manusia mati, terputuslah amalannya kecuali tiga. (1) Sedekah jariyah, (2) Ilmu yang bermanfaat dan (3) Anak salih yang mendoakannya”. HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 2 R. Tsani 1440 / 10 Desember 2018


Artikel asli: https://tunasilmu.com/silsilah-fiqih-doa-dan-dzikir-no-144-mendoakan-orang-tua-dan-kerabat/